Blog seputar Batik Nusantara, Foto Model Baju Batik, Model Atasan dan Bawahan Berbahan Batik, Contoh Desain Long Dress dan Mini Dress. Dan gambar batik untuk Kebaya, Sarimbit, Gamis, Baju Kerja, dll.
Tampilkan postingan dengan label Batik Mega Mendung. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Batik Mega Mendung. Tampilkan semua postingan
Rabu, 13 Juli 2016
Pengertian dan Sejarah Batik Mega Mendung Beserta Penjelasannya
Pengertian dan Sejarah Batik Mega Mendung Beserta Penjelasannya. Bagi para pecinta batik, batik mega mendung adalah salah satu jenis batik dari nusantara yang cukup digemari para pecinta batik. Motif batik ini cukup unik dan menarik.
Motif batik Mega mendung ini merupakan sebuah karya seni batik yang identik dengan Kabupaten Cirebon dan daerah Indonesia lainnya. Motif batik ini mempunyai ciri khas yang tidak akan ditemui di daerah pengrajin batik lain. Bahkan karena hanya ada di Cirebon, Kementrian Pariwisata akan mendaftarkan motif mega mendung ke salah satu lembaga dibawah PBB, UNESCO untuk mendapatkan pengakuan sebagai salah satu warisan nusantara agar dikenal dunia.
Motif mega mendung sebagai motif utama batik sudah dikenal luas sampai ke manca negara. Sebagai bukti tentang ketenarannya, motif mega mendung pernah dijadikan sampul sebuah buku batik yang terbit di luar negeri dengan judul Batik Design, karya seorang warga negara Belanda bernama Pepin van Roojen. Ciri khas motif mega mendung tidak saja pada motifnya saja yang berupa gambar mirip awan dengan warna-warna yang tegas, tetapi juga nilai-nilai filosofi dan historinya yang terkandung di dalam motif batik itu sendiri. Hal ini berkaitan erat dengan sejarah lahirnya batik mega mendung dan batik secara keseluruhan di Cirebon.
Motif mega mendung merupakan karya yang sangat luhur dan penuh dengan makna dan warna, diantaranya merah, biru, ungu, hijau dan beberapa warna lainnya, sehingga penerapan motif mega mendung sebaiknya dilestarikan dengan baik dan diterapkan sebagaimana mestinya.
Sejarah timbulnya motif mega mendung jika berdasarkan buku dan beberapa literatur yang ada selalu mengarah pada sejarah tentang kedatangan bangsa Tiongkok ke daerah Cirebon. Hal ini terjadi karena pelabuhan Muara Jati di Cirebon merupakan tempat transit para pendatang dari dalam dan luar negeri. Tertulis jelas dalam sejarah, bahwa Sunan Gunung Jati (salah satu anggota Wali Songo) yang menyebarkan agama Islam di sekitar Cirebon pada abad ke-16, menikahi Ratu Ong Tien dari Tiongkok / Cina. Beberapa benda kesenian yang dibawa oleh sang Ratu dari Cina seperti keramik, piring, kain dan barang lainnya berhiaskan bentuk awan.
Dalam kepercayaan Taoisme, bentuk awan menggambarkan / melambangkan dunia atas. Bentuk awan merupakan gambaran / visualisasi dunia luas, bebas dan mempunyai makna Ketuhanan. Konsep mengenai awan juga tercatat berpengaruh di dunia kesenian Islam pada abad ke-16, yang dipergunakan oleh kaum Sufi untuk ungkapan dunia besar atau alam bebas.
Pernikahan antara Sunan Gunung Jati dengan Ratu Ong Tien menjadi awal mula masuknya budaya dan tradisi Cina ke keraton Cirebon. Para pembatik di lingkungan keraton menuangkan kombinasi budaya dan tradisi Cina ke dalam motif batik mereka, tetapi dengan tidak melupakan sentuhan khas Cirebon, jadi ada perbedaan antara motif mega mendung yang asli dari Cina dan mega mendung yang dari Cirebon. Misalnya, pada motif mega mendung Cina, garis yang ada di awan terlihat berupa bulatan atau lingkaran, sedangkan batik mega mendung yang dari Cirebon, garis awan cenderung lebih lonjong, lancip dan segitiga.
Sejarah batik di Cirebon sedikit banyak juga terkait dengan perkembangan gerakan tarekat yang pusatnya di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Kerajinan batik pada awalnya dikerjakan oleh para anggota tarekat yang mengabdi kepada keraton sebagai sumber ekonomi untuk membiayai kebutuhan kelompok tarekat tersebut. Para pengikut tarekat berdomisili di desa Trusmi dan sekitarnya. Desa ini terletak kurang lebih 4 km arah barat daya dari Cirebon atau menuju ke arah Bandung. Oleh karena itu, sampai saat ini batik Cirebon sangat identik dengan batik Trusmi.
Langganan:
Postingan (Atom)